1 November 2012,
Pagi menjelang siang, sebuah bus jurusan Semarang - Solo kelas PATAS melaju dengan tenang, bisa dibilang cukup pelan untuk bus cepat-terbatas. Aku tergolek lemas di sebuah kursi di kanan-belakang, menahan mual yang ada di perutku (efek lama tidak naik bus dan sepertinya duduk tepat di atas roda belakang bus).
Perjalanan yang cukup menyiksa akhirnya berakhir setelah bus berhenti di sebuah terminal di Kota Solo, sebut saja terminal Tirtonadi...hehehe. Di suatu sudut terminal tersebut, aku berencana melakukan transaksi dengan seorang pria, namun pada akhirnya 2 orang pria berjaket dan naik sepeda motor yang datang menghampiriku. Terminal inipun dipilih setelah negosiasi panjang lewat pesan singkat dan telepon. Lokasi awal pertemuan ini sebenarnya adalah Terminal Kartasura.
Kembali ke sebuah sudut yang gelap dan sepi, sebut saja Pintu Timur Terminal Tirtonadi. Kedua orang yang pada akhirnya kuketahui identitasnya tersebut, menjabat tanganku, saling bertatap mata, kemudian mulailah kami melakukan transaksi tersebut. Dimulai dengan salah seorang dari mereka yang mengeluarkan barang berupa kotak putih dari dalam tas hitamnya, aku pun dengan seksama memperhatikan orang itu. Selang beberapa detik saja, kotak putih itu sudah berpindah tangan ke pangkuanku. Dengan cermat aku periksa setiap sudut kotak itu, barulah kubuka pelan-pelan, hingga aku bisa melihat sebuah benda hitam di dalamnya. Kuangkat dengan sangat hati-hati benda hitam pekat tersebut, mulai dari depan-belakang-samping kiri-samping kanan-atas-bawah kuperiksa dengan teliti. Akhirnya aku cukup puas dengan barang yang mereka bawa. Ya, sebuah barang bagus, kataku.
Kini tiba giliranku mengeluarkan sebuah amplop dari tas hitamku. Sangat hati-hati kuserahkan amplop tersebut kepada salah satu dari kedua orang itu. Dia menerima, kemudian mulai menghitung nominal di dalamnya. Nominal yang disepati tekah sesuai dengan apa yang ada di amplop tersebut. Setelah beberapa saat melakukan pembicaraan, transaksi pada siang hari itu dinyatakan telah sesuai dengan apa yang telah disepakati di waktu sebelumnya.
Aku dan kedua orang tersebut mengambil jalan yang berlawanan, melanjutkan ke perjalanan masing-masing. Kembali ke sebuah tempat duduk di sebelah kiri-depan, kubawa dengan sangat hati-hati, sebuah kotak putih itu...
Itulah awal mula pertemuanku dengan Canon 400D ku sekarang...