Adsense

27 July 2012

Mengenal White Balance

Dimulai dengan Auto White Balance (AWB), yang merupakan proses kamera digital yang secara otomatis menyesuaikan terhadap temperatur warna dari sumber cahaya yang ada. Pada proses ini, kamera menerka temperatur warna dari sumber cahaya yang ada, kemudian melakukan kompensasi dengan pergeseran warna  sehingga warna yang dihasilkan menjadi natural. Mode AWB ini biasanya dipakai pada kondisi outdoor siang dan malam hari (dengan atau tanpa lampu kilat).

Beralih ke berbagai White Balance yang biasa ditemui dalam kamera digital : 
  • Tungsten / Incancescent (2500-3500K)
Preset ini cocok jika sumber cahaya berasal dari lampu pijar yang berwarna kekuningan, biasanya dipakai pada pemotretan indoor tanpa lampu kilat. Bilai dipakai pada kondisi sumber cahaya lain, maka hasilnya akan cenderung berwarna biru.
  • Flourencent (4000-5000K)
Preset ini cocok jika sumber cahaya berasal dari lampu neon, baik itu tipe warm white (mendekati lampu pijar) dan daylight (mendekati sinar matahari pada siang hari).
  • Daylight (5000-6500K)
Preset ini cocok digunakan saat pemotretan outdoor siang hari dengan sinar matahari langsung.
  • Flash (5600K)
Preset ini menyesuaikan dengan temperatur warna dari lampu kilat kamera. Temperatur warna ini dianggap yang paling natural, tidak kebiruan atau kekuningan.
  • Cloudy (6500-8000K)
Preset ini cocok dipakai pada pemotretan siang hari dengan kondisi berawan. Preset ini bisa menghasilkan warna yang lebih hangat dibandingkan Daylight ketika dipakai di siang hari.
  • Shade (8000-10000K)
Preset ini untuk menghadapi sumber cahaya yang memiliki intensitas tinggi, misalnya ketika di bawah bayangan sinar matahari atau kondisi mendung (sangat berawan). Bila preset ini dipakai pada pemotretan kondisi lain, akan menghasilkan warna kekuningan.

Mengenal Shutter Speed / Rana

Rana / shutter adalah sejenis layar yang menutup media rekam (film/sensor). Pada saat melepas rana, maka akan terbuka selama sekian waktu sehingga sensor bisa merekam cahaya yang masuk melalui lensa. Durasi waktu pembukaan rana ini yang disebut dengan Shutter Speed.

Semakin lama shutter dibuka, akan semakin banyak cahaya yang masuk. Begitu juga ketika semakin cepat shutter dibuka, akan semakin sedikit cahaya yang masuk.

Nilai Shutter Speed yang ada pada kamera menggunakan satuan detik, misalnya : dari 16 detik sampai 1/4000 detik. 

10 July 2012

Lawang Sewu Expo 2012

Lawang Sewu Expo 2012 

Waktu pelaksanaan : Minggu, 8 Juli 2012


Fujifilm HS10 |  1/280 | F/5 | ISO 200


Fujifilm HS10 |  1/950 | F/4.5 | ISO 200


Fujifilm HS10 |  1/90 | F/5.6 | ISO 200


Fujifilm HS10 |  1/120 | F/5 | ISO 200


Fujifilm HS10 |  1/1000 | F/4.5 | ISO 200


Mengenal Diafragma / Aperture (f)

Diafragma / Aperture / Bukaan lensa yaitu suatu mekanisme dalam sebuah kamera (lensa) yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke kamera. Bagian ini terdapat dalam susunan lensa berupa lembaran membentuk lubang/lingkaran yang bisa berubah ukuran. Semakin besar pembukaan diafragma maka semakin banyak cahaya yang masuk, begitu juga sebaliknya. 

Angka yang biasanya terdapat untuk menyatakan diafragma adalah 1,4 - 2,8 - 4 - 5,6 - 8 - 11 - 16 - 22. Angka yang besar menunjukkan bukaan diafragma yang sempit dan angka yang semakin kecil menunjukkan bukaan diafragma yang lebar.

Banyaknya angka diafragma dalam suatu lensa tergantung juga pada kemampuan lensa untuk meneruskan cahaya. Misalnya lensa wide dengan susunan lensa sedikit dan pendek akan lebih banyak memasukkan cahaya, biasanya angka diafragma bisa mencapai 1,4 sedangkan pada lensa tele yang susunan lensanya lebih banyak dan panjang biasanya diafragma terendah sekitar 4 atau 5,6. Untuk keperluan khusus, ada juga lensa tele dengan diafragma hingga angka 1,4. 

Diafragma memiliki efek Depth of Field atau Ruang Tajam. Misalnya dengan menggunakan diafragma 1,4 (bukaan lebar), maka semua benda sebelum dan sesudah obyek akan terlihat buram (blur). Sedangkan pada penggunaan diafragma 22 (bukaan kecil), maka semua benda sebelum dan sesudah obyek akan terlihat jelas.

04 July 2012

Mengenal Metering

Light meter merupakan sebuah alat untuk mengukur intensitas cahaya, yang berhubungan dengan penentuan shutter speed, ISO, dan diafragma. Dalam mengukur cahaya, light meter memiliki beberapa mode metering, antara lain :
  • Multi segment/Evaluative/Matrix Metering
Mode ini yang umum digunakan. Pada mode ini, kamera akan menentukan exposure berdasarkan rata-rata pengukuran cahaya di seluruh bidang foto. Mode ini dianggap ideal pada berbagai kondisi pemotretan, baik indoor maupun outdoor, walaupun terkadang mode ini kurang akurat untuk pemotretan landscape.
  • Center weghted/Average Metering
Mode ini masih mengandalkan pengukuran cahaya pada bidang yang cukup luas, namun dengan prioritas pada tengah foto. Dengan mode ini, area tengah bisa mendapat exposure yang tepat. Mode ini cocok untuk pemotretan potrait. 
  • Spot Metering
Mode ini pengukuran cahaya hanya pada bidang yang sempit (sekitar 5% dari luas bidang total). Tidak semua kamera menyediakan mode metering ini. Mode ini sangat berguna pada kondisi pemotretan dengan pencahayaan yang kompleks. 

03 July 2012

Apa seh DoF (Depth of Field) itu?

DoF atau Depth of Field, kedalaman ruang atau biasa disebut dengan ruang tajam, yakni ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto. DoF yang lebar berarti sebagian obyek foto, dari obyek terdekat sampai terjauh dari kamera akan terlihat tajam dan fokus. Sedangkan DoF yang sempit berarti hanya bagian titik tertentu yang tajam dan fokus, bagian lain akan mengalami blur (out of focus).

DoF digunakan untuk menunjukkan suatu bagian dalam foto yang mendapatkan perhatian khusus oleh mata dikarenakan perbedaan kedalaman ruang. Secara umum, Depth of Field ditentukan oleh beberapa hal di bawah ini :
  • Jarak fokus utama dari kamera
Lebar ruang tajam berbanding lurus dengan kuadrat jarak obyek. Jika kita mengubah jarak antara kamera dengan obyek sebesar 3x, maka lebar ruang tajam akan menjadi 9x lebih lebar.
  • Bukaan diafragma
Lebar ruang tajam berbanding lurus dengan diafragma. 
Contoh : Jika diafragma dinaikkan 2 stop dari F/8 ke F/16, maka lebar ruang tajam akan 2x lebar semula.
  • Panjang fokus lensa
Lebar ruang tajam berbanding terbalik dengan kuadrat panjang fokus. Jika kita mengubah lensa dari 100mm ke 50mm, maka lebar ruang tajam akan menjadi 4x lebih lebar.



02 July 2012

Beberapa Jenis Filter Kamera

Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat, beberapa jenis filter yang biasa digunakan pada kamera :

  • Filter UV
UV merupakan singkatan dari Ultra Violet, dimana dengan menggunakan filter UV akan sedikit meningkatkan kontras dari foto yang kita hasilkan. Filter ini juga berguna melindungi lensa dari debu dan goresan benda di sekitar kita.
  • Filter ND
ND merupakan singkatan dari Neutral Density, dimana dengan menggunakan filter ND, kita dapat meredam intensitas cahaya yang masuk ke sensor kamera. Tujuan nya supaya kita bisa menggunakan aperture yang lebih besar atau shuttter speed yang lebih rendah.
  • Filter Polarizer
Filter ini berguna untuk meredam pantulan cahaya dari benda yang memliki permukaan non-metal (misalnya : kaca). Selain itu, filter ini juga berguna untuk meningkatkan kontras dan saturasi warna. Ada 2 tipe polarizer, yaitu : 

- Polarizer Linear
- Polarizer Sirkular/CPL (filter ini bisa diatur kepekatannya dengan bantuan ring filternya)
  • Filter CU
CU merupakan singkatan dari Close Up, dimana dengan menggunakan filter CU, kita dapat mengubah jarak fokus obyek yang akan difoto. Efek yang dapat ditimbulkan oleh filter ini antara lain :

- Cahaya turun 1-2 stop
- Ketajaman berkurang
- DoF menjadi lebih sempit

Followers